Sunday 11 September 2016

Kasih Seorang Ibu 4

Sabtu, 22 Desember.
Setelah pulang sekolah, Rian menyiapkan barang-barangnya untuk dibawa pulang. Begitupun delapan orang temannya. Ketika mereka semua sudah bersiap untuk pulang, Rifqi mengajak untuk pergi ke pasar.
“Kita ke pasar dulu, Yuk!”
“Ngapain?!”, tanya Fajar
“Beli jajan apa kek buat Ibu kita.”
“What a great idea. Ayo!”, kata Rian
Rian dengan penuh semangat ingin membeli jajanan kesukaan ibunya, Cimplung. Ia ingin sekali meminta maaf kepada Ibunya. Ia berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan-kesalahannya, tidak akan mendebat Ibunya. Akan lahap memakan setiap butir masakan Ibunya. Dalam hatinya, ia bernyanyi kecil lirik lagu terakhir dari Iwan Fals yang tadi malam ditembangkan oleh Rifqi, “Aku menyesal pernah kecewakan hatinya.”
Sesampainya di pasar, mereka berpencar hendak membeli jajanan yang direncanakan masing-masing. Seperti Nur Rafik dan Sofiqi yang hendak membeli Awul-awul. Ada juga Rifqi yang hendak membeli Ondol Wijen dan Jagung Manis dan teman-teman yang lain. Sesuai rencananya, Rian membeli Cimplung. Jajanan menagihkan yang diselimuti gula itu melambangkan manisnya kasih sayang seorang Ibu (iya bae lah ya?). Setelah mereka mendapatkan oleh-olehnya, mereka pun pulang ke tempat tinggal mereka masing-masing.
Sesampainya di rumah, Rian ingin sekali mengucapkan selamat hari ibu dan isi hatinya kepada Ibu.
“Assalamu’alaikum!!!”
“Wa’alaikumussalam, Rian ya?”
Rian sedikit heran, suara ibunya kok terdengar berbeda. Ia segera menghampiri Ibunya di kamar dengan membawakan 1 plastik Cimplung. Rian tersentak ketika melihat Ibunya sedang berbaring lemah di ranjangnya. Rian memegang kening Ibunya yang ternyata panas.
“Ibu sakit, Bu?”, tanya Rian.
“Tidak, Nak. Tidak.. Ibu hanya sedikit kelelahan.”, jawab Sang Ibu.
“Ini, Rian bawakan Cimplung kesukaan Ibu.”, kata Rian sembari memijat kening Ibunya.
“Alhamdulillah, terimakasih ya, Nak.”, ucap Ibu Rian sambil mengelus rambut anaknya.
“Selamat hari Ibu, Bu. Maafkan Rian selama ini sering mengecewakan Ibu, sering mendebat ibu, sering membuat repot, khawatir dan sebagainya.”, kata Rian dengan air mata yang berlinang. Sementara itu, Ibu Rian tersenyum.
“Maafkan Rian, tidak bisa membalas semua kasih sayang, do’a dan perhatian yang Ibu berikan. Juga terimakasih setulusnya atas semua pengorbanan dan perjuangan serta apa saja yang telah Ibu berikan.”
“Iya.. tak apa-apa. Ibu senang, kasih sayang seorang Ibu telah terbalas ketika melihat kamu sehat, kamu gembira, kamu pintar dan akhirnya kamu sukses, Nak. Terus kata siapa sih kamu sering mengecewakan Ibu?! Yang ada kamu selalu membanggakan Ibu. Kamu lah kebanggaan Ibu, Rian Ariska sayang.”, balas Ibu Rian sambil mengusap air mata anaknya.
“Selamat hari Ibu, Bu. Aku sayang Ibu selamanya. Tidak akan aku biarkan hal buruk apapun terjadi pada Ibu. Aku pasti akan berbakti kepadamu. Akan jadi anak yang pintar dan berguna. Itu janji Rian, Bu”, kata Rian yang lantas segera memeluk mesra Ibunya dengan tersendu.
 TAMAT 

Selamat Hari Ibu.. Silahkan komen, beri +1 dan share ya..


No comments:

Post a Comment