Sabtu, 22 Desember.
Setelah
pulang sekolah, Rian menyiapkan barang-barangnya untuk dibawa pulang. Begitupun
delapan orang temannya. Ketika mereka semua sudah bersiap untuk pulang, Rifqi
mengajak untuk pergi ke pasar.
“Kita ke pasar dulu, Yuk!”
“Ngapain?!”, tanya Fajar
“Beli jajan apa kek buat Ibu
kita.”
“What a great idea. Ayo!”, kata
Rian
Rian
dengan penuh semangat ingin membeli jajanan kesukaan ibunya, Cimplung. Ia ingin
sekali meminta maaf kepada Ibunya. Ia berjanji untuk tidak mengulangi
kesalahan-kesalahannya, tidak akan mendebat Ibunya. Akan lahap memakan setiap
butir masakan Ibunya. Dalam hatinya, ia bernyanyi kecil lirik lagu terakhir
dari Iwan Fals yang tadi malam ditembangkan oleh Rifqi, “Aku menyesal pernah
kecewakan hatinya.”
Sesampainya
di pasar, mereka berpencar hendak membeli jajanan yang direncanakan
masing-masing. Seperti Nur Rafik dan Sofiqi yang hendak membeli Awul-awul. Ada
juga Rifqi yang hendak membeli Ondol Wijen dan Jagung Manis dan teman-teman
yang lain. Sesuai rencananya, Rian membeli Cimplung. Jajanan menagihkan yang
diselimuti gula itu melambangkan manisnya kasih sayang seorang Ibu (iya bae lah
ya?). Setelah mereka mendapatkan oleh-olehnya, mereka pun pulang ke tempat
tinggal mereka masing-masing.
Sesampainya
di rumah, Rian ingin sekali mengucapkan selamat hari ibu dan isi hatinya kepada
Ibu.
“Assalamu’alaikum!!!”
“Wa’alaikumussalam,
Rian ya?”
Rian sedikit heran, suara
ibunya kok terdengar berbeda. Ia segera menghampiri Ibunya di kamar dengan
membawakan 1 plastik Cimplung. Rian tersentak ketika melihat Ibunya sedang
berbaring lemah di ranjangnya. Rian memegang kening Ibunya yang ternyata panas.
“Ibu sakit, Bu?”, tanya Rian.
“Tidak, Nak. Tidak.. Ibu hanya
sedikit kelelahan.”, jawab Sang Ibu.
“Ini, Rian bawakan Cimplung
kesukaan Ibu.”, kata Rian sembari memijat kening Ibunya.
“Alhamdulillah, terimakasih ya,
Nak.”, ucap Ibu Rian sambil mengelus rambut anaknya.
“Selamat hari Ibu, Bu. Maafkan
Rian selama ini sering mengecewakan Ibu, sering mendebat ibu, sering membuat
repot, khawatir dan sebagainya.”, kata Rian dengan air mata yang berlinang.
Sementara itu, Ibu Rian tersenyum.
“Maafkan Rian, tidak bisa
membalas semua kasih sayang, do’a dan perhatian yang Ibu berikan. Juga
terimakasih setulusnya atas semua pengorbanan dan perjuangan serta apa saja
yang telah Ibu berikan.”
“Iya.. tak apa-apa. Ibu senang,
kasih sayang seorang Ibu telah terbalas ketika melihat kamu sehat, kamu
gembira, kamu pintar dan akhirnya kamu sukses, Nak. Terus kata siapa sih kamu
sering mengecewakan Ibu?! Yang ada kamu selalu membanggakan Ibu. Kamu lah
kebanggaan Ibu, Rian Ariska sayang.”, balas Ibu Rian sambil mengusap air mata
anaknya.
“Selamat hari Ibu, Bu. Aku
sayang Ibu selamanya. Tidak akan aku biarkan hal buruk apapun terjadi pada Ibu.
Aku pasti akan berbakti kepadamu. Akan jadi anak yang pintar dan berguna. Itu
janji Rian, Bu”, kata Rian yang lantas segera memeluk mesra Ibunya dengan
tersendu.
TAMAT
Selamat Hari Ibu.. Silahkan
komen, beri +1 dan share ya..
No comments:
Post a Comment