Tidak ada kata terlambat untuk memulai. Maka hari ini akan
aku awali melukis betapa hari-hariku
penuh dengan warna-warni hadirmu, dengan
menggunakan jemari yang sangat ingin beradu dengan
jemarimu, serta kuas yang
berbahan rasa kagumku kepadamu. Memang ini sudah terlambat (kalau
mau dihukum,
hukum aja nggak apa-apa hehe), namun perasaan ini terlalu hebat untuk tidak
dibuatkan
surat. Surat untuk aku di masa depan, bahwa aku pernah dititipi rasa kagum oleh
Tuhan
kepada seseorang dengan luar biasa.
Perasaan memang tidak bisa dipaksakan, tapi setidaknya bisa
diperjuangkan selama kita mau dan
mampu. Sejak pertemuan itu, kedekatan kita
yang perlahan tumbuh secara signifikan adalah asa
memenangkan hatimu. Meski,
tak kunjung lepasnya dirimu dari belenggu masa lalu, perbedaan yang
jumlahnya
beribu, serta betapa besar semua pencapaianmu membuatku berkecil hati dan
bersiap
menerima kekalahan.
Menang atau kalah, akan kuterima semua itu sebagai hasil
dari perjuangan. Jika menang, aku akan
menjadi manusia paling beruntung. Sebab,
tidak mungkin tidak ada campur tangan Tuhan untuk
meluluhkan hatimu yang begitu
istimewa, sehingga bisa dipeluk olehku— orang biasa dan bukan
siapa-siapa. Jika
ini berujung kalah, pasti ada segudang hikmah di dalamnya. Tidak ada yang
sia-sia,
pun perjuangan ini bisa dipakai oleh aku di masa mendatang untuk
mencintai seseorang dengan cara
yang sama, bahkan lebih.
Kau unik, kau indah,
kau istimewa.
Entah akan berakhir
suka ataupun duka.
Yang jelas aku
bersyukur, Tuhan melibatkan diriku
untuk menyampaikan
cinta-Nya untukmu
No comments:
Post a Comment