Wednesday 23 October 2019

Kebangkitan seni tradisi di tengah arus globalisasi

Alunan musik calung dan tarian lengger khas Banyumas menggema di Taman Banteng, Jakarta (15/10). Komunitas mahasiswa-mahasiswi Institut Seni Indonesia Surakarta asal Banyumas Raya itu berhasil memukau ribuan penonton dalam acara festival seni kerakyatan yang bertajuk Jakarta International Folklore Festival 2019. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta itu dihadiri oleh 29 kelompok dari 8 negara. Sedangkan mahasiswa-mahasiswi Institut Seni Indonesia Surakarta yang bernaung dalam komunitas seblaka sesutane sendiri maju sebagai kontingen dari provinsi jawa tengah.

Pada acara tersebut, komunitas yang berdiri pada tahun 2016 itu menyajikan dua nomor karya yaitu Sekar Gadhung Idek dan Lobong Ilang.
“Event-event seperti Jakarta International Folklore Festival ini penting untuk diikuti. Selain untuk mengenalkan karya seni Banyumasan, Event ini sangat cocok untuk menambah pengalaman pentas bagi teman-teman di komunitas.” Jelas Otniel Tasman selaku salah satu pendiri komunitas.
Dengan racikan koreografer serta komposer mudanya, sajian dari komunitas seblaka sesutane sukses menampilkan karya yang segar tanpa meninggalkan keadiluhungan seni tradisi. Bermodal tekad mengenalkan kesenian Banyumasan serta proses latihan selama satu bulan, komunitas seblaka sesutane berhasil meraih penghargaan best performance.

“Harapannya, ruang berkarya yang disediakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi DKI Jakarta ini bisa diikuti oleh pemerintah di daerah lain. Karena kalau bukan kita, siapa lagi yang mau merawat warisan nusantara ini?” komposer seblaka sesutane,Guruh Purbo Pramono menambahkan.
“Di tengah derasnya arus globalisasi, bangsa yang mampu bertahan adalah bangsa yang memiliki jati diri. Maka dari itu mari bersama-sama merawat kesenian daerah masing-masing.” tutupnya.
Ini adalah kali kedua perhelatan Jakarta International Folklore Festival diselenggarakan. Kelompok dari provinsi dan negara lain pun bergantian menyajikan karya mereka dengan selingan tepuk tangan penonton. Selain itu ada juga pertunjukan air mancur yang telah disiapkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Sampai akhirnya acara ditutup dengan pertunjukan dari penari multitalenta milik Indonesia, Didik Nini Thowok.


No comments:

Post a Comment